Monday, February 19, 2018

RESUME TEORI EKONOMI MAKRO KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR - Ekonomi Makro


TUGAS RESUME TEORI EKONOMI MAKRO
MATERI 4
KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR



OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS EM – B
EKEL EPRAIM TARIGAN              141160062
AHMAD LUTFI BAHRUSSYIFA              141160063
ANIN NURUL KHASANAH                      141160064
SILMA FARAHDIEN NURSUSANTI       141160065



PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2017

                        Yang dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan.
A.    Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan
                        Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga. Pada pendapatan rumah tangga yang rendah, rumah tangga akan mengorek tabungan masa lalu untuk membiayai konsumsi masa kini. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pada pendapatan yang tinggi, rumah tangga akan menabung disamping mengkonsumsi.
Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung
                        Kecondongan Mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi dua yaitu
1.      Kecondongan Mengkonsumsi Marginal (MPC= Marginal Propensity to Consume) adalah perbandingan di antara pertambahan konsumsi (∆C) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Y) yang diperoleh.
2.       Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata (APC= Average Propensity to Consume) adalah perbandingan diantara tingkat konsumsi (C) dengan pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd).
Kecondongan Menabung perlu dibedakan menjadi dua yaitu;
1.      Kecondongan Menabung Marginal (MPS= Marginal Propensity to Save) adalah perbandingan di antara pertambahan tabungan (∆S) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd).
2.       Kecondongan Menabung Rata-rata (APS= Average Propensity to Save) adalah perbandingan diantara tabungan (S) dengan pendapatan disposebel (Yd).

B.     Fungsi Konsumsi  dan Tabungan
Ciri-ciri Fungsi Konsumsi dan Tabungan
                                            i.            Fungsi Konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut
                                          ii.            Fungsi Tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut



                        Kurva (a) menggambarkan bahwa titik A merupkan pendapatan nasional sejumlah Rp/ 360 triliun dan konsumsi adalah Rp 360 triliun. Sedangkan titik B menunjukkan pendapatan nasional bernilai Rp. 600 triliun sedangkan nilai konsumsi adalah Rp/ 540 triliun. Degan demikian, pergerakan dari titik A dan tiik B menggambarkan:
                                                        i.            Pendapatan nasional bertambah sebanyak Rp. 240 triliun
                                                      ii.            Konsumsi rumah tangga bertambah sebanyak 180 triliun
Ini menunjukkan kecondongan fungsi konsumsi sama dengan nilai MPC


                        Titik D menunjukkan tingkat tabungan adalah nol. Dan pendaptan nasional adalah sebanyak Rp. 360 triliun. Seterusnya titik E menggambarkan ketika tabungan mencapai Rp 60 triliun pendapatan nasional adalah sebanyak 600 triliun. Dengan demikian pergerakan dari titik D ke E menggambarkan:
                                                        i.            Pendapatan nasional bertambah sebanyak Rp 240 triliun
                                                      ii.            Tabungan bertambah sebanyak Rp 60 triliun
Ini berarti kecondongan fungsi tabungan adalah sama dengan nilai MPS
C. Penentu-penentu Lain Konsumsi dan Tabungan
            Keynes berpendapat tingkat konsumsi dan tabungan terutama dtentukan olah tingkat pendapatan rumah tangga. Faktor-faktor tersebut seperti:
a)      Kekayaan yang telah terkumpul
Sebagai akibat dari harta warisan, atau tabungan yang  banyak sebagai akibat usah masa lau. Yang membuatnya tidak lagi menabung lebih banyak.
b)      Suku bunga
Akan lebih banyak tabungan apabila suku bunga tinggi karena lebih banyak pendapatan dari penabungan yang diperoleh
c)      Sikap berhemat
Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPC nya adalah lebih rendah, dan sebaliknya.
d)     Keadaan perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran, masyarakat berkecenderunan melakukan pengeluaran yang lebih aktif.
e)      Distribusi pendaptan
Dalam masyarakat yang distribusi nya tidak merata, lebih banyak tabungan yang akan dirperoleh
f)       Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi
Apabila pendapatan dana pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk menabung.

D. Investasi (Penanaman Modal)
            Investasi disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi adalah pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.  Investasi bruto meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresikan. Apabila dikurangi dengan depresiasi maka akan tercipta investasi neto.
Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang di lakukan dalam suatu tahun tertentu, yang di golongkan sebagai investasi meliputi pengeluaran berikut:
                                                        i.            Pembelian berbagai jenis barang modal
                                                      ii.            Pengeluaran untuk mendirikan bangunan
                                                    iii.            Pertambahan nilai stok barang yang belum terjual.
Penentu-penentu tingkat investasi yaitu:
a. Tingkat keuntungan yang diramalakn akan diperoleh
b. Suku bunga
c. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
d. Kemajuan teknologi
e. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
f. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

E. Investasi, Keuntungan dan Suku Bunga
     2 faktor investasi perusahaan yaitu keuntungan yang diramalkan dan suku bunga. Ramalan mengenai keuntungan masa depan (i) akan memberikan gambnaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek yang baik untuk dilaksanakandan (ii) besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barnag-barnag modal yang diperlukan. Sedangkan suku bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha.

     Para penguasaha hanya akan melaksanakan penanaman modal apabila tingkat pengembalian modal dari investasi lebih besar dari bunga.

Berdasarkan kepada jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat pengembalian modal yang diramalkan akan diperoleh, digambarkan sebuah kurva berikut:

         Efisiensi marjinal adalah suatu kurva yang menunjukan hubungan antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal yang akan di investasikan. Titk A menggambarkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah R0 dan investasi adalah I0. Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R0 atau lebih tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I0.
        
         Untuk menentukan besarnya investasi yang harus dilakukan makan kurva MEI harus dihubungkan dengan suku bunga, yaitu:










     F. Fungsi Investasi


                 Adalah kurva yang menunjukkan perkaitan diantara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional. Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh.

     Dalam gambar di atas di terangkan bawha investasi terutama di tentukan oleh suku bunga. Apabila suku bung tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi


     Kedudukan fungsi investasi dalam grafik sangat berhubungan dengan kurva MEI dan suku bunga yang berlaku.

    
Dalam grafik (a), misalkan suku bunga adalah 6 persen. Pada suku bunga ini, tingkat investasi yang dilakukan para penanam modal adalah RP 10 triliun. Dalam grafik (b), fungsi investasi I0 menggambarkan investasi sebanyak Rp 10 triliun pada berbagai tingkat pendapatan nasional. Grafik (a) menunjukkan investasi yang akan dilakukan menurun menjadi Rp 5 trliun. Dalam grafik (b) tingkat investasi ini ditunjukkan oleh fungsi I1.
G. Penentu-penentu Investasi Yang Lain
                                i.            Ramalan Keadaan Perekonomian di Masa Depan
Ramalan yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian –termasuk situasi politik dari keamanab- akan menjadi lebih baik lagi di masa depan, yaitu diramalkan bahwa harga-harga akan tetap berkembang stabil dan pertumbuhan ekonomi maupun pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan cepat, merupakan keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi
                              ii.            Perubahan dan Perkembangan Teknologi


Makin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, makin banyak pula kegiatan pembaruan akan dilakukan yang mana berarti harus membeli barang-barang modal baru. Maka semakin banyak pembaruan yang dilakukan, makin tinggi tingkat investasi yang akan dicapai.
            Gambar diatas menunjukkan bagaimana perkembangan teknologi dan ramalan masa depan yang semakin baik, akan mempengaruhi tingkat investasi.
                            iii.            Efek Pertumbuhan Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan lalu akan memperbesar tingkat permintaan barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertamanbah yang akan mendorong dilakukannya investasi. Hal ini digambarkan dalam grafik:







                            iv.            Keuntungan Perusahaan
Tabungan perusahaan terutama diperoleh dari keuntungan, semakin banyak untungnya semakin besar keuntungan yang tetap disimpan perusahaan. Lalu memungkinkan perluasan usaha yang akan menambah investasi.

G. Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi
                        Dapat digunakan tiga cara yaitu:
                                                                   i.     Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan nasional dan pengeluaran agregat
                                                                 ii.     Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan (a) kesamaan pengeluaran agregat dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan antara investasi dan tabungan
                                                               iii.     Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar







H. Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara






                 Garis Y=AE adalah garis yang membentuk sudut 450 dengan sumbu datar. Setiap titik dalam garis ini menunjukkan keadaan dimana pendapatan nasional sama dengan pengeluaran agregat. Fungsi C+I memotong garis Y=AE di titik E. Dengan demikian titik E menunjukkan kedudukan dimana tingkat keseimbangan perekonomian negara tercapai, dan pendapatan nasional adalah Rp 840 triliun.

                 Dalam (b) adalah fungsi tabungan rumah tangga dan fungsi investasi para pengusaha. Nilai-nilai investasi dan tabungan ditunjukkan pada sumbu tegak, dan pendapatan nasional ditunjukkan pada sumbu datar. Titik perpotongan fungsi S dan fungsi I menentukan kedudukan dari keseimbangan perekonomian negara. Tingkat keseimbangan poerekonomian  akan dicapai pada titik E, yaitu pada keadaan di mana investasi sama dengan tabungan.

I. Perubahan Keseimbangan dan Multiplier





                        Dalam gambar diatas dimisalkan pada mulanya pengeluaran agregat adalah padan tingkat seperti yang digfambarkan oleh AE0=C+I. Dengan demikian tingkat keseimbangan perekonomian negara dicapai di tiik E, dan oleh karenanya pendapatan nasional mencapai Ya. Penambahan investasi ditunjukkan sebanyak ΔI sehingga tingkat investasi berubah dari I menjadi I1.
                                                Apabila pengeluaran agregat adalah AE1=C+I1, pada pendapatan nasional UYa akan berlaku kenaikan pengeluaran agregat menjadi EaA. Para pengusaha didorong intuk menambah pendapatan nasional menjadi Y0.
                        Nilai multiplier menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/penguranagan dalam pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional tersebut.
           
J. Paradoks Berhemat
                         Dalam perekonomian dimana pengeluaran agregat adalah penentuan utama kesimbangan pendapatan dan pengeluaran/pengeluaran agregat, akan merendahkan tingkat pendapatan nasional yang di capai. Fenomena ini dinamakan paradoks berhemat atau paradox of thrif.

No comments:

Post a Comment