TUGAS RESUME TEORI EKONOMI MAKRO
MATERI 4
KESEIMBANGAN EKONOMI DUA SEKTOR
OLEH:
KELOMPOK 5
KELAS EM – B
EKEL EPRAIM TARIGAN 141160062
AHMAD LUTFI BAHRUSSYIFA 141160063
ANIN NURUL KHASANAH 141160064
SILMA FARAHDIEN NURSUSANTI 141160065
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
Yang
dimaksud dengan perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari
sektor rumah tangga dan perusahaan.
A.
Hubungan Antara
Konsumsi dan Pendapatan
Terdapat beberapa
faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil
atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah
tangga. Pada pendapatan rumah tangga yang rendah, rumah tangga akan mengorek
tabungan masa lalu untuk membiayai konsumsi masa kini. Kenaikan pendapatan
menaikkan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Pada pendapatan yang tinggi, rumah
tangga akan menabung disamping mengkonsumsi.
Kecondongan Mengkonsumsi dan Menabung
Kecondongan
Mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi dua yaitu
1.
Kecondongan
Mengkonsumsi Marginal (MPC= Marginal Propensity to Consume) adalah perbandingan di antara pertambahan konsumsi (∆C) yang
dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Y) yang diperoleh.
2.
Kecondongan Mengkonsumsi Rata-rata (APC=
Average Propensity to Consume) adalah perbandingan diantara tingkat
konsumsi (C) dengan pendapatan disposebel ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd).
Kecondongan Menabung
perlu dibedakan menjadi dua yaitu;
1.
Kecondongan
Menabung Marginal (MPS= Marginal Propensity to Save) adalah perbandingan di antara pertambahan tabungan (∆S) yang
dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel (∆Yd).
2.
Kecondongan Menabung Rata-rata (APS=
Average Propensity to Save) adalah perbandingan diantara tabungan (S)
dengan pendapatan disposebel (Yd).
B.
Fungsi
Konsumsi dan Tabungan
Ciri-ciri Fungsi Konsumsi dan Tabungan
i.
Fungsi Konsumsi
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional
(atau pendapatan disposebel) perekonomian tersebut
ii.
Fungsi Tabungan
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara
tingkat tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (atau
pendapatan disposebel) perekonomian tersebut
Kurva
(a) menggambarkan bahwa titik A merupkan pendapatan nasional sejumlah Rp/ 360
triliun dan konsumsi adalah Rp 360 triliun. Sedangkan titik B menunjukkan
pendapatan nasional bernilai Rp. 600 triliun sedangkan nilai konsumsi adalah
Rp/ 540 triliun. Degan demikian, pergerakan dari titik A dan tiik B
menggambarkan:
i.
Pendapatan
nasional bertambah sebanyak Rp. 240 triliun
ii.
Konsumsi rumah
tangga bertambah sebanyak 180 triliun
Ini menunjukkan kecondongan fungsi konsumsi sama dengan nilai MPC
Titik
D menunjukkan tingkat tabungan adalah nol. Dan pendaptan nasional adalah
sebanyak Rp. 360 triliun. Seterusnya titik E menggambarkan ketika tabungan
mencapai Rp 60 triliun pendapatan nasional adalah sebanyak 600 triliun. Dengan
demikian pergerakan dari titik D ke E menggambarkan:
i.
Pendapatan
nasional bertambah sebanyak Rp 240 triliun
ii.
Tabungan
bertambah sebanyak Rp 60 triliun
Ini berarti kecondongan fungsi tabungan adalah sama dengan nilai
MPS
C.
Penentu-penentu Lain Konsumsi dan Tabungan
Keynes berpendapat tingkat konsumsi dan tabungan terutama dtentukan
olah tingkat pendapatan rumah tangga. Faktor-faktor tersebut seperti:
a)
Kekayaan yang
telah terkumpul
Sebagai akibat dari harta warisan, atau tabungan yang banyak sebagai akibat usah masa lau. Yang
membuatnya tidak lagi menabung lebih banyak.
b)
Suku bunga
Akan lebih banyak tabungan apabila suku bunga tinggi karena lebih
banyak pendapatan dari penabungan yang diperoleh
c)
Sikap berhemat
Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan
berbelanja. Dalam masyarakat seperti itu APC dan MPC nya adalah lebih rendah,
dan sebaliknya.
d)
Keadaan
perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak
pengangguran, masyarakat berkecenderunan melakukan pengeluaran yang lebih
aktif.
e)
Distribusi
pendaptan
Dalam masyarakat yang distribusi nya tidak merata, lebih banyak
tabungan yang akan dirperoleh
f)
Tersedia
tidaknya dana pensiun yang mencukupi
Apabila pendapatan dana pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak
terdorong untuk menabung.
D. Investasi (Penanaman Modal)
Investasi disebut
juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi adalah
pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaaan untuk
membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk
menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan dan jasa-jasa yang tersedia
dalam perekonomian. Investasi bruto
meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan
mengganti barang modal yang telah didepresikan. Apabila dikurangi dengan
depresiasi maka akan tercipta investasi neto.
Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal
yang di lakukan dalam suatu tahun tertentu, yang di golongkan sebagai investasi
meliputi pengeluaran berikut:
i.
Pembelian
berbagai jenis barang modal
ii.
Pengeluaran
untuk mendirikan bangunan
iii.
Pertambahan
nilai stok barang yang belum terjual.
Penentu-penentu tingkat investasi yaitu:
a. Tingkat keuntungan yang diramalakn akan diperoleh
b. Suku bunga
c. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
d. Kemajuan teknologi
e. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
f. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
E. Investasi, Keuntungan dan Suku Bunga
2 faktor investasi
perusahaan yaitu keuntungan yang diramalkan dan suku bunga. Ramalan mengenai
keuntungan masa depan (i) akan memberikan gambnaran kepada para pengusaha
mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek yang baik untuk
dilaksanakandan (ii) besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan
tambahan barnag-barnag modal yang diperlukan. Sedangkan suku bunga menentukan
jenis-jenis investasi yang akan memberi keuntungan kepada para pengusaha.
Para penguasaha hanya
akan melaksanakan penanaman modal apabila tingkat pengembalian modal dari
investasi lebih besar dari bunga.
Berdasarkan kepada jumlah modal yang akan ditanam dan tingkat
pengembalian modal yang diramalkan akan diperoleh, digambarkan sebuah kurva
berikut:
Efisiensi marjinal adalah suatu kurva
yang menunjukan hubungan antara tingkat pengembalian modal dan jumlah modal
yang akan di investasikan. Titk A menggambarkan bahwa tingkat pengembalian
modal adalah R0 dan investasi adalah I0. Ini berarti
titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan investasi yang
akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R0 atau lebih
tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah
sebanyak I0.
Untuk menentukan besarnya investasi
yang harus dilakukan makan kurva MEI harus dihubungkan dengan suku bunga,
yaitu:
F. Fungsi Investasi
Adalah kurva yang menunjukkan perkaitan diantara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional. Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan investasi terpengaruh.
Dalam gambar di atas di terangkan bawha
investasi terutama di tentukan oleh suku bunga. Apabila suku bung tinggi,
jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan
mendorong lebih banyak investasi
Kedudukan fungsi investasi dalam grafik sangat
berhubungan dengan kurva MEI dan suku bunga yang berlaku.
Dalam grafik (a), misalkan suku
bunga adalah 6 persen. Pada suku bunga ini, tingkat investasi yang dilakukan
para penanam modal adalah RP 10 triliun. Dalam grafik (b), fungsi investasi I0
menggambarkan investasi sebanyak Rp 10 triliun pada berbagai tingkat pendapatan
nasional. Grafik (a) menunjukkan investasi yang akan dilakukan menurun menjadi
Rp 5 trliun. Dalam grafik (b) tingkat investasi ini ditunjukkan oleh fungsi I1.
G.
Penentu-penentu Investasi Yang Lain
i.
Ramalan Keadaan
Perekonomian di Masa Depan
Ramalan
yang menunjukkan bahwa keadaan perekonomian –termasuk situasi politik dari
keamanab- akan menjadi lebih baik lagi di masa depan, yaitu diramalkan bahwa
harga-harga akan tetap berkembang stabil dan pertumbuhan ekonomi maupun
pertambahan pendapatan masyarakat akan berkembang dengan cepat, merupakan
keadaan yang akan mendorong pertumbuhan investasi
ii.
Perubahan dan
Perkembangan Teknologi
Makin banyak perkembangan teknologi yang dibuat, makin banyak pula kegiatan pembaruan akan dilakukan yang mana berarti harus membeli barang-barang modal baru. Maka semakin banyak pembaruan yang dilakukan, makin tinggi tingkat investasi yang akan dicapai.
Gambar diatas menunjukkan bagaimana
perkembangan teknologi dan ramalan masa depan yang semakin baik, akan
mempengaruhi tingkat investasi.
iii.
Efek
Pertumbuhan Pendapatan Nasional
Tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan
lalu akan memperbesar tingkat permintaan barang-barang dan jasa-jasa. Maka
keuntungan perusahaan akan bertamanbah yang akan mendorong dilakukannya
investasi. Hal ini digambarkan dalam grafik:
iv.
Keuntungan
Perusahaan
Tabungan
perusahaan terutama diperoleh dari keuntungan, semakin banyak untungnya semakin
besar keuntungan yang tetap disimpan perusahaan. Lalu memungkinkan perluasan
usaha yang akan menambah investasi.
G. Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi
Dapat digunakan tiga
cara yaitu:
i. Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan
nasional dan pengeluaran agregat
ii. Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan (a) kesamaan pengeluaran
agregat dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan antara investasi dan
tabungan
iii. Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar
H. Grafik Keseimbangan Perekonomian Negara
Garis Y=AE adalah garis yang
membentuk sudut 450 dengan sumbu datar. Setiap titik dalam garis ini
menunjukkan keadaan dimana pendapatan nasional sama dengan pengeluaran agregat.
Fungsi C+I memotong garis Y=AE di titik E. Dengan demikian titik E menunjukkan
kedudukan dimana tingkat keseimbangan perekonomian negara tercapai, dan
pendapatan nasional adalah Rp 840 triliun.
Dalam (b) adalah fungsi
tabungan rumah tangga dan fungsi investasi para pengusaha. Nilai-nilai
investasi dan tabungan ditunjukkan pada sumbu tegak, dan pendapatan nasional
ditunjukkan pada sumbu datar. Titik perpotongan fungsi S dan fungsi I
menentukan kedudukan dari keseimbangan perekonomian negara. Tingkat
keseimbangan poerekonomian akan dicapai
pada titik E, yaitu pada keadaan di mana investasi sama dengan tabungan.
I. Perubahan Keseimbangan dan Multiplier
Dalam gambar diatas
dimisalkan pada mulanya pengeluaran agregat adalah padan tingkat seperti yang
digfambarkan oleh AE0=C+I. Dengan demikian tingkat keseimbangan
perekonomian negara dicapai di tiik E, dan oleh karenanya pendapatan nasional
mencapai Ya. Penambahan investasi ditunjukkan sebanyak ΔI sehingga
tingkat investasi berubah dari I menjadi I1.
Apabila
pengeluaran agregat adalah AE1=C+I1, pada pendapatan
nasional UYa akan berlaku kenaikan pengeluaran agregat menjadi EaA.
Para pengusaha didorong intuk menambah pendapatan nasional menjadi Y0.
Nilai multiplier
menggambarkan perbandingan diantara jumlah pertambahan/penguranagan dalam
pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan/pengurangan dalam pengeluaran
agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam pendapatan nasional tersebut.
J. Paradoks Berhemat
Dalam
perekonomian dimana pengeluaran agregat adalah penentuan utama kesimbangan
pendapatan dan pengeluaran/pengeluaran agregat, akan merendahkan tingkat
pendapatan nasional yang di capai. Fenomena ini dinamakan paradoks berhemat atau
paradox of thrif.
No comments:
Post a Comment